Kamis, 01 Juli 2010

parasitologi - Trypanosoma cruzy

Tugas parasitologi



Trypanosoma cruzy



Oleh :

Fatmawaty Adam

Nim : 841409020





UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN

JURUSAN KEPERAWATAN

T.A 2010








KATA PENGANTAR


Segala puji dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,yang atas ijin-Nyalah Tugas pada Mata Kuliah Parasitologi. Adapun yang menjadi objek pembahasan dalam tugas ini yaitu tentang parasit Trypanosome cruzi.

Walaupun demikian, tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. karena keterbatasan saya sebagai manusia yang tak pernah luput dari kekhilafan Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan tugas ini.

Akhir kata,diucapkan banyak terima kasih atas pemanfaatan tugas ini .Semoga bermanfaat bagi kita semua, terutama kita selaku pelajar dalam menambah dan memperluas ilmu pengetahuan kita.



Gorontalo, juni 2010




















BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada genus Trypanosoma terdapat tiga spesies, yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia, salah satunya adalah Trypanosoma cruzy.

Penyakit yang di sebabkan oleh ketiga spesies tersebut, yaitu tripanomiasis, tidak di temukan di Indonesia.

1.2 Tujuan

Adapun metari ini di buat guna untuk memenuhi tugas yang di berikan pada Mata Kuliah Parasitologi. Selain itu, mahasiswa dapat mengetahui Hospes, nama penyakit, Morfologi, Daur Hidup, Patologi, Gejala Klinis, Diagnosis, Pengobatan, dan Epidemiologi dari jenis spesies yang akan di bahasnya.























BAB II

PEMBAHASAN

Trypanosome cruzi


2.1 Hospes dan nama penyakit

Parasit ini dan hospes reservoir adalah binatang peliharaan (anjing dan kucing ) atau binatang liar ( tupai, armadillo, kera, dan lain-lain ) Triatoma berperan sebagai hospes perantara.

Penyakit di sebut tripanomiasis Amerika atau penyakit Chagas.

2.2 Distribusi Geografik

Penyakit ini di temukan di Amerika Selatan ,Aamerika Tengah dan Amerika Serikat ( corpus Christi, Texas )

2.3 Morfologi dan Daur Hidup

Di badan manusia, parasit ini terdapat dalam dua stadium yaitu stadium tripomastigot dan stadium amastigot. Stadium tripomastigot hidup di luar sel ( ekstraseluler) dalam darah dan tidak berkenbang bia, sehigga di dalam darah tidak di temukan bentuk stadium yang membelah. Parasit ini panjangnya 20 mikron dan menyerupai huruf “C” atau huruf ”S” dengan kinetoplas yang besar.

Stadium amastigot, yang besarnya hanya 2-3 mikron, terdapat intraseluler dalam sel RE dan berkembang biak secara belah pasang longitudinal. Setelah penuh, sel RE pecah dan stadium amastigot melalui stadium promastigot berubah menjadi stadium epimastigot, kemudian menjadi stadium tripomastigot yang masuk kembali ke dalam darah. Stadium amastigot di temukan dalam sel RE limpe, hati, kelenjar limfe, sumsum tulang, sel otot jantung dan sel otak . bila triatoma menghisap darah seorang penderita tripanosomiasis, stadium tripomastigot dan stadium amastigotbberubah menjadi stadium epimastigot dalam usus tengah (midgut), kemudian stadium epimastigot ini berkembang secara belah pasang longitudinal dan berimigrasi ke bagian posterior (hindgut) untuk berubah menjadi stadium tripomastigot metasikilik yang merupakan bentuk infektif. Siklus ini berlangsung selama kira-kira 10 hari.

Waktu menusuk orang lain untuk menghisap darahnya, triatoma mengeluarkan pula sedikit tinjanya yang mengandung bentuk infektif dan di letakkan pada kulit. Oleh karena tusukan terasa gatal, maka orang menggaruk sehingga parasit masuk ke dalam luka dan terjadilah infeksi. Cara infeksi ini di sebut posterior contaminative. Parasit dapat pula masuk melalui kulit yang utuh, misalnya melalui selaput lendir mata atau kulit bayi yang utuh.

2.4 Patologi dan Gejala Klinis

Pada porte d’entrĂ©e stadium tripomastigot metasiklik di kelilingi oleh makrofag kemudian masuk ke dalam nya dan berubah menjadi stadium amastigot dan membelah. Banyak makrofag yang di serang, sehingga terbentuk suatu granuloma (chagoma) yang dapat membendung aliran limfe. Bila hal ini terjadi pada mata, timbul edema kelopak mata pada salah salah satu mata (edema unilateral) yang di sebut gejala Romana. Melalui stadium promastigot dan epimastigot, parasit ini masuk ke aliran darah dan berubah menjadi stadium tripomastigot. Kemudian terjadi parasitemia yang memberi gejala toksik. Parasit masuk ke alat-alat dalam yang mengandung sel RE , sehingga timbul gejala splenomegali, hepatomegali dan limfadenopati; juga terjadi kelainan pada sumsum tulang, karena penuh dengan parasit. Penderita sakit berat, demam, dan sering ada gejala jantung, sehingga penderita meninggal pada stadium akut. Hal ini biasa terjadi pada anak. Pada orang dewasa penyakitnya dapat menahun.

2.5 Diagnosis

Diagnosis di tegakkan dengan :

  1. menemukan parasit dalam darah pada waktu demam atau dalam biopsy kelenjar limfe, limpa, hati, dan sumsum tulang ( stadium tripomastigot dan stadium amastigot )

  2. menemukan parasit pada pembiakan dalam medium NNN ( stadium epimastigot )

  3. Xenodiagnosis, dengan percobaan serangga triatomai atau cimexada beberapa uji imunodiagnostik yang telah di kembangkan untuk mendeteksi zat anti terhadap T.gambiense antara lain ;

  1. Uji aglutinasi kartu ( Card Agglutination Test for Tripanosomiasis Atau CATT ) yang banyak di gunakan di lapangan.



Manusia dan

Hospes reservoir


Stadium tripomastigot Satdium amastigot

(ekstraseluler) (intraseluler)


Stadium tripomastigot Stadium tripomastigot

metasiklik

Triatoma

Stadium tripomastigot


Stadium epimastigot


  1. ELISA untuk mendeteksi antigen tripanosoma di dalam serum dan cairan serebrospinalis.

  2. Card Indirect Agglutination Test ( CIAT ) Yang merupakan modifikasi ELISA dengan uji aglitinasi lateks.


Reaksi rantai polymerase merupakan cara yang cukup sensitive dan spesifik yang sedang dikembangkan untuk mendeteksi DNA tripanosoma di dalam otak penderita yang meninggal akibat ensefalopati pasca pengobatan serta DNA di dalam kelenjar air liur dan lambung lalat tse-tse.

2.6 Pengobatan

Pengobatan terhadap penyakit ini tidak memuaskan, oleh karena belum ada obat yang dapat menghancurkan parasit yang berada dalam sel jaringan. Primakuin merupakan obat yang terbaik untuk membasmi tirpomastigot dalam darah, dengan demikian mencegah invasi lebih lanjut ke dalam jaringan. Selain itu juga digunakan nitrofurans dan amfoterisin B.

Pada tikus kombinasi obat antimikosis golongan azol dengan terbinafin selama 14 hari memberikan kesembuhan 100%. Percobaan in vitro menunjukkan hasil yang baik dapat dicapai oleh pengobatan kombinasi antara lovastatin, azol dan terbinafin.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengobatan radikal yang membasmi semua tripanosma dari susunan saraf pusat dapat mencegah ensefalopati pasca pengobatan.

2.7 Epidemiologi

Hospes reservoar selalu merupakan sumber infeksi dan cara pencegahan dapat dilakukan dengan memberantas vektornya yaitu Triatoma dan melindungi manusia dari gigitannya. Hospes perantaranya adalah Triatoma infestans, Rhodnius polixus dan Panstrongylus megistus yang hidup di sela-sela dinding rumah yang terbuat dari papan atau batu. Pengawasan bank darah juga merupakan upaya yang dapat mencegah timbulnya infeksi pada manusia.

















BAB III

PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Pada genus Trypanosoma terdapat tiga spesies, yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia, salah satunya adalah Trypanosoma cruzy. Penyakit yang di sebabkan oleh spesies tersebut, yaitu tripanomiasis, tidak di temukan di Indonesia dan Manusia merupakan hospesnya. Di badan manusia, parasit ini terdapat dalam dua stadium yaitu stadium tripomastigot dan stadium amastigot. Untuk pengobatanya yang belum di ketahui dapat di lakukan dengan mencegah invasi lebih lanjut ke dalam jaringan, Selain itu juga digunakan nitrofurans dan amfoterisin B. sedangkan untuk epidemologinya Hospes reservoar selalu merupakan sumber infeksi dan cara pencegahan dapat dilakukan dengan memberantas vektornya yaitu Triatoma dan melindungi manusia dari gigitannya.

3.2 Saran
Berdasarkan yang telah di jelaskan di atas tadi, saran yang dapat saya berikan yaitu untuk menghidar dari penyakit tripanomiasis ini, sebaiknya lakukan pemberantasan vektornya yaitu Triatoma dan melindungi manusia dari gigitannya.


















DAFTAR PUSTAKA

Neva FA, Brown HW Basic Clinical Parasitology. Sixth Edition. Prentice Hall International Edition, 1994

Gandahusada S. Prevalensi protozoa usus pada sampel tinja di Jakarta selama 6 tahun terakhir. Medikal 1991 ; 6 :431-5.

Cross JH. Recent advances in humam protozoan parasistes of the gastrointestinal tract Proceedings of the 6th international Congress of Parasitology 1986: 151-8.

Tropical Disceace Research Progress 1991-1992, eleventh programme report. WHO, Geneve, 1993; 57:91.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar